(الْيَقِينُ يَأْتِيَكَ حَتَّى رَبَّكَ وَاعْبُدْ)
“Sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu sesuatu yang diyakini”
Maksudnya “Sembahlah Allah hingga  maut  (kematian) datang kepadamu” tidak dikatakan “Sembahlah Allah hingga  engkau lulus dari perguruan tinggi, atau hingga engkau menduduki jabatan  tertentu, dan seterusnya “
Generasi pendahulu kita sangat memahami dengan baik  hakikat yang sangat sederhana ini dengan gamblang didalam agama Allah  ini. Karena itulah didalam sejarah kita menemukan Ammar bin Yasir ra.,  yang ikut serta berperang di jalan Allah SWT saat ia berusia sembilan  puluh tahun. Saya katakan, ia berperang ; bukan sekedar berdakwah,  mengajar , atau melakukan amar makruf nahi mungkar, akan tetapi, selain  mengerjakan semua aktifitas itu, Ammar bin Yasir juga ikut berperang di  jalan Alloh SWT saat ia di usia senja;saat tulang-tulangnya sudah  melemah ,tubuhnya loyo,rambutnya beruban kekuatannya jauh menurun.
Demikian pula Abu Sufyan bin Harb ra, yang  senantiasa membakar semangat para tentara untuk berperang ,padahal ia  sendiri sudah berusia tujuh puluh tahun.
Begitu juga al- Yaman dan Tsabit bin Waqsy.  Keduanya berperang dalam perang uhud kendati berusia lanjut dan di beri  keringanan oleh Rasulullah saw,yakni Beliau menempatkan keduanya di  barisan belakang bersama kaum wanita.
Mengapa kita pergi terlalu jauh? lihatlah  Rasulullah sendiri, beliau terlibat dalam 27 peperangan ,yang semuanya  beliau jalani setelah beliau berusia lebih dari lima puluh  empat tahun. Bahkan Rasulullah saw, telah menginjak usia enam puluh  tahun saat terlibat dalam perang tabuk , yang merupakan perang paling  sulit dan paling berat yang dirasakan oleh kaum muslim.
Lalu mengapa saat ini kita menyaksikan banyak  aktivitas islam justru tidak Lagi menjadi aktivis islam setelah lulus  kuliah atau setelah menikah atau setelah terlibat dalam kesibukan  bisnis, atau setelah menduduki jabatan tertentu?!
Karena itu, hendaklah kita tahu bahwa urusan agama islam tidaklah main-main dan tidak bisa dianggap enteng.Alloh SWT:
عَظِيمٌ اللَّهِ عِنْدَوَهُوَ هَيِّنًا وَتَحْسَبُونَهُ
“Kalian menganggapnya ringan saja ,padahal di sisi Alloh itu besar”(QS an-Nur (24):15).
Dalam hal ini, saya perlu berkata kepada mereka  ,”mana janji-janji dulu pernah anda sekalian berikan di hadapan Allah,  bukan hanya di hadapan manusia? Allah SWT berfirman :
مَسْئُولا اللَّهِ عَهْدُ وَكَانَ
“Perjanjian dengan Allah itu pasti di mintai pertanggung jawabannya “(QS al-Ahzab (33):15).
Mana jargon yang dulu sering kita teriakan :
Kami bangkit di jalan Allah
Kami mesti tegakkan panji 
Kami berjuang bukan untuk hizb(partai)
Kami siap untuk menjadi tumbal agama ini
Kejayaan agama harus muncul kembali
Atau darah kami tumpah karenanya
Bahkan perlu saya katakan kepada mereka, bahwa  akibat melanggar janji itu amat berat, apalagi bagi orang yang memang  sudah tahu akan kebenaran, lalu ia berpaling darinya, juga bagi orang  yang pernah merasakan manisnya iman, lalu ia terjerumus ke dalam  kebatilan. Sesungguhnya melanggarar janji kepada Allah SWT termasuk dosa  yang paling besar kepada-Nya, juga kepada kaum mukmin.Allah SWT berfirman:
 نَفْسِهِ عَلَى يَنْكُثُ فَإِنَّمَا نَكَثَ فَمَنْ
“Siapa saja yang melanggar janjinya , niscaya akibatnya pasti menimpa dirinya sendiri “ (QS al-Fath(48):10)
Hendaklah orang yang dirayu oleh hawa nafsunya yang selalu memerintahkan keburukan dan di goda setan untuk mengingkari  janji merenungkan firman Allah SWT: 
الصَّالِحِي مِنَ وَلَنَكُونَنَّ لَنَصَّدَّقَنَّ فَضْلِهِ مِنْ آتَانَا لَئِنْ اللَّهَ عَاهَدَ مَنْ وَمِنْهُمْ
 مُعْرِضُونَ وَهُمْ وَتَوَلَّوْا بِهِ بَخِلُوا فَضْلِهِ مِنْ آتَاهُمْ فَلَمَّ 
“Di antara mereka ada orang yang berjanji kepada Allah,”Sesungguhnya jika Allah  memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami,kami pasti bersedekah dan  kami termasuk orang-orang yang shalih.” lalu setelah Allah memberi  mereka sebagian karunia-Nya ,mereka kikir dengan karunia itu dan  berpaling, mereka selalu membelakangi (kebenaran) “ (QS at-Taubah  (9):75-76)
Ia juga harus merenungkan dengan baik hukuman yang adil sebagaimana di sebutkan dalam ayat berikutnya:  
يَكْذِبُونَ كَانُوا وَبِمَا وَعَدُوهُ مَا اللَّهَ أَخْلَفُوا بِمَا يَلْقَوْنَهُ يَوْمِ لَى إِقُلُوبِهِمْ فِي نِفَاقًا فَأَعْقَبَهُمْ
“Allah lalu munculkan kemunafikan dalam hati  mereka sampai waktu mereka menjumpai Allah.hal itu karena mereka  memungkiri Allah dalam apa yang telah mereka janjikan kepada-Nya dan  juga karena mereka selalu berdusta.” (QS at-Taubah(9):77).
Sesungguhnya perjuangan islam itu merupakan agenda yang sangat penting. Sayangnya,sebagian orang yang lemah iman -yang bergabung dengan para aktivis islam di kampus-tidak jarang memandang perjuangan Islam  seperti proyek bisnis. Karenanya, proyek bisnis tersebut berakhir  secara otomatis begitu kuliah telah selesai. sebagaimana mereka juga ada  yang menganggap perjuangan islam sebatas persahabatan di kampus, lalu bubar dengan ketika masa studi berakhir.
Saya mengatakan orang –orang yang ”lemah iman”  karena penyakit biasanya muncul dari kelemahan iman, hati yang sakit,  tekad yang lemah dan tidak di pahaminya makna iman secara  mendalam dalam hati , bukan di akal. biasanya, bahkan selalu, aib itu  ada dalam hati, bukan pada akal. aib terjadi karena faktor iman yang  tidak beres, bukan karena faktor ilmu yang minim; juga karena pengaruh  syahwat, bukan karena ketidak jelasan (syubhat)atau karena cinta dunia;  bukan pula karena minimnya kesadaran, karena itu, siapa saja  yang ingin melakukan terapi, ia harus memfokuskan diri pergi pada  hatinya guna menghilangkan kotorannya dan mencabut penyakitnya.  Sayangnya, dokter pada zaman sekarang sangatlah sedikit. yang saya maksud dokter disini adalah dokter yang  bisa ’mengobati hati ’,sementara dokter yang mengobati tubuh sangat banyak jumlahnya.
Sesungguhnya orang yang keluar dari kebenaran,  setelah sebelumnya mengetahuinya, berarti ia lebih mementingkan  kesenangan yang bersifat fana, dan syahwat yang bersifat  terbatas;mencari kesenangan sesaat dengan mengorbankan kesedihan sepanjang  tahun;menjerumuskan dirinya ke dalam sumur kemaksiatan;dan berpaling  dari tujuan besar menuju tujuan yang remeh dan temporer. Akibatnya ,ia  hidup jadi tawanan setan, terombang ambing dalam lembah  kebingungan,dan terbelenggu dalam penjara hawa nafsu. berdasarkan  pengalaman saya pribadi, saya sering menemukan bahwa banyak sekali orang  menjadi lebhih buruk keadaannya daripada kaum muslim kebanyakan,  barangkali hal itu merupakan hukuman dari Allah untuk mereka di dunia ini. Seorang penyair berkata:
Jadilah ia seperti burung elang yang bulunya tercabut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar