MATI UNTUK ISLAM

Sesungguhnya perjuangan untuk islam itu bukanlah aktivitas yang bisa kita lakukan pada sebagian waktu luang kita, kemudian boleh kita tinggalkan pada waktu yang lain saat kita sibuk. Sama sekali tidak, sesungguhnya berjuang untuk islam jauh lebih penting/agung dari pada itu. Keterlibatan kita dalam islam juga dituntut lebih dari pada itu. Perjuangn ini bukanlah seperti aktivitas olahraga, budaya ataupun kepanduan yang biasa kita geluti saat kuliah, kemudian kita tinggalkan setelah lulus. Berjuang untuk islam juga bukanlah sebuah aktivitas yang kita beri waktu saat kita belum punya jabatan tertentu,atau setelah kita sukses membuka perusahaan, membuka klinik, atau kantor konsultan.Berjuang untuk islam bukanlah aktivitas seperti itu.

Keterlibatan kita didalam aktivitas aktivitas perjuangan islam ini merupakan bukti penghambaan kita kepada Allah SWT. Karena itu seorang muslim sejatinya takkan pernah melepaskan diri dari memperjuangkan islam, karena itu merupakan tuntutan penghambaan diri kepada Allah SWT. Kecuali setelah nyawa berpisah dari badan yang menjadi akhir dari kehidupan.

(الْيَقِينُ يَأْتِيَكَ حَتَّى رَبَّكَ وَاعْبُدْ)
“Sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu sesuatu yang diyakini”
Maksudnya “Sembahlah Allah hingga maut (kematian) datang kepadamu” tidak dikatakan “Sembahlah Allah hingga engkau lulus dari perguruan tinggi, atau hingga engkau menduduki jabatan tertentu, dan seterusnya “
Generasi pendahulu kita sangat memahami dengan baik hakikat yang sangat sederhana ini dengan gamblang didalam agama Allah ini. Karena itulah didalam sejarah kita menemukan Ammar bin Yasir ra., yang ikut serta berperang di jalan Allah SWT saat ia berusia sembilan puluh tahun. Saya katakan, ia berperang ; bukan sekedar berdakwah, mengajar , atau melakukan amar makruf nahi mungkar, akan tetapi, selain mengerjakan semua aktifitas itu, Ammar bin Yasir juga ikut berperang di jalan Alloh SWT saat ia di usia senja;saat tulang-tulangnya sudah melemah ,tubuhnya loyo,rambutnya beruban kekuatannya jauh menurun.
Demikian pula Abu Sufyan bin Harb ra, yang senantiasa membakar semangat para tentara untuk berperang ,padahal ia sendiri sudah berusia tujuh puluh tahun.
Begitu juga al- Yaman dan Tsabit bin Waqsy. Keduanya berperang dalam perang uhud kendati berusia lanjut dan di beri keringanan oleh Rasulullah saw,yakni Beliau menempatkan keduanya di barisan belakang bersama kaum wanita.
Mengapa kita pergi terlalu jauh? lihatlah Rasulullah sendiri, beliau terlibat dalam 27 peperangan ,yang semuanya beliau jalani setelah beliau berusia lebih dari lima puluh empat tahun. Bahkan Rasulullah saw, telah menginjak usia enam puluh tahun saat terlibat dalam perang tabuk , yang merupakan perang paling sulit dan paling berat yang dirasakan oleh kaum muslim.
Lalu mengapa saat ini kita menyaksikan banyak aktivitas islam justru tidak Lagi menjadi aktivis islam setelah lulus kuliah atau setelah menikah atau setelah terlibat dalam kesibukan bisnis, atau setelah menduduki jabatan tertentu?!
Karena itu, hendaklah kita tahu bahwa urusan agama islam tidaklah main-main dan tidak bisa dianggap enteng.Alloh SWT:
عَظِيمٌ اللَّهِ عِنْدَوَهُوَ هَيِّنًا وَتَحْسَبُونَهُ
“Kalian menganggapnya ringan saja ,padahal di sisi Alloh itu besar”(QS an-Nur (24):15).
Dalam hal ini, saya perlu berkata kepada mereka ,”mana janji-janji dulu pernah anda sekalian berikan di hadapan Allah, bukan hanya di hadapan manusia? Allah SWT berfirman :
مَسْئُولا اللَّهِ عَهْدُ وَكَانَ
“Perjanjian dengan Allah itu pasti di mintai pertanggung jawabannya “(QS al-Ahzab (33):15).
Mana jargon yang dulu sering kita teriakan :
Kami bangkit di jalan Allah
Kami mesti tegakkan panji
Kami berjuang bukan untuk hizb(partai)
Kami siap untuk menjadi tumbal agama ini
Kejayaan agama harus muncul kembali
Atau darah kami tumpah karenanya
Bahkan perlu saya katakan kepada mereka, bahwa akibat melanggar janji itu amat berat, apalagi bagi orang yang memang sudah tahu akan kebenaran, lalu ia berpaling darinya, juga bagi orang yang pernah merasakan manisnya iman, lalu ia terjerumus ke dalam kebatilan. Sesungguhnya melanggarar janji kepada Allah SWT termasuk dosa yang paling besar kepada-Nya, juga kepada kaum mukmin.Allah SWT berfirman:
نَفْسِهِ عَلَى يَنْكُثُ فَإِنَّمَا نَكَثَ فَمَنْ
“Siapa saja yang melanggar janjinya , niscaya akibatnya pasti menimpa dirinya sendiri “ (QS al-Fath(48):10)
Hendaklah orang yang dirayu oleh hawa nafsunya yang selalu memerintahkan keburukan dan di goda setan untuk mengingkari janji merenungkan firman Allah SWT:
الصَّالِحِي مِنَ وَلَنَكُونَنَّ لَنَصَّدَّقَنَّ فَضْلِهِ مِنْ آتَانَا لَئِنْ اللَّهَ عَاهَدَ مَنْ وَمِنْهُمْ
مُعْرِضُونَ وَهُمْ وَتَوَلَّوْا بِهِ بَخِلُوا فَضْلِهِ مِنْ آتَاهُمْ فَلَمَّ
“Di antara mereka ada orang yang berjanji kepada Allah,”Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami,kami pasti bersedekah dan kami termasuk orang-orang yang shalih.” lalu setelah Allah memberi mereka sebagian karunia-Nya ,mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, mereka selalu membelakangi (kebenaran) “ (QS at-Taubah (9):75-76)

Ia juga harus merenungkan dengan baik hukuman yang adil sebagaimana di sebutkan dalam ayat berikutnya:
يَكْذِبُونَ كَانُوا وَبِمَا وَعَدُوهُ مَا اللَّهَ أَخْلَفُوا بِمَا يَلْقَوْنَهُ يَوْمِ لَى إِقُلُوبِهِمْ فِي نِفَاقًا فَأَعْقَبَهُمْ
“Allah lalu munculkan kemunafikan dalam hati mereka sampai waktu mereka menjumpai Allah.hal itu karena mereka memungkiri Allah dalam apa yang telah mereka janjikan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.” (QS at-Taubah(9):77).
Sesungguhnya perjuangan islam itu merupakan agenda yang sangat penting. Sayangnya,sebagian orang yang lemah iman -yang bergabung dengan para aktivis islam di kampus-tidak jarang memandang perjuangan Islam seperti proyek bisnis. Karenanya, proyek bisnis tersebut berakhir secara otomatis begitu kuliah telah selesai. sebagaimana mereka juga ada yang menganggap perjuangan islam sebatas persahabatan di kampus, lalu bubar dengan ketika masa studi berakhir.
Saya mengatakan orang –orang yang ”lemah iman” karena penyakit biasanya muncul dari kelemahan iman, hati yang sakit, tekad yang lemah dan tidak di pahaminya makna iman secara mendalam dalam hati , bukan di akal. biasanya, bahkan selalu, aib itu ada dalam hati, bukan pada akal. aib terjadi karena faktor iman yang tidak beres, bukan karena faktor ilmu yang minim; juga karena pengaruh syahwat, bukan karena ketidak jelasan (syubhat)atau karena cinta dunia; bukan pula karena minimnya kesadaran, karena itu, siapa saja yang ingin melakukan terapi, ia harus memfokuskan diri pergi pada hatinya guna menghilangkan kotorannya dan mencabut penyakitnya. Sayangnya, dokter pada zaman sekarang sangatlah sedikit. yang saya maksud dokter disini adalah dokter yang bisa ’mengobati hati ’,sementara dokter yang mengobati tubuh sangat banyak jumlahnya.
Sesungguhnya orang yang keluar dari kebenaran, setelah sebelumnya mengetahuinya, berarti ia lebih mementingkan kesenangan yang bersifat fana, dan syahwat yang bersifat terbatas;mencari kesenangan sesaat dengan mengorbankan kesedihan sepanjang tahun;menjerumuskan dirinya ke dalam sumur kemaksiatan;dan berpaling dari tujuan besar menuju tujuan yang remeh dan temporer. Akibatnya ,ia hidup jadi tawanan setan, terombang ambing dalam lembah kebingungan,dan terbelenggu dalam penjara hawa nafsu. berdasarkan pengalaman saya pribadi, saya sering menemukan bahwa banyak sekali orang menjadi lebhih buruk keadaannya daripada kaum muslim kebanyakan, barangkali hal itu merupakan hukuman dari Allah untuk mereka di dunia ini. Seorang penyair berkata:
Jadilah ia seperti burung elang yang bulunya tercabut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar